Pages

Kamis, 18 November 2010

Game Online, Peminatnya Luar Biasa

Kemajuan teknologi saat ini mempengaruhi pola kegiatan manusia. Diantara imbas dari kemajuan teknologi adalah maraknya game online. Peminatnya pun beragam, ada pelajar, mahasiswa, bahkan orang tuapun sangat menggemari game online.

Seorang pialang saham nampak asik didepan komputernya. Ia tidak sedang menganalisa perkembangan saham. Waktu makan siangnya digunakan untuk bermain game foker. ”Mengasikan. Sekedar menghilangkan kepenatan,” katanya lugas.

Padahal bila gunakan untuk makan siang misalnya, tentu akan lebih bermanfaat. Kegiatan bermain foker dilakukan setiap hari. Kegemarannya itu kadang dibawa ke rumah sehabis pulang kerja. ”Biasanya kalau udah dirumah lebih lama deh mainnya,” jelasnya.

Umumnya game online mempunyai dua sisi, negatif dan positif. Dari segi positif bisa melatih pola berpikir, reflek, dan mungkin juga dijadikan ajang untuk mendapatkan uang dengan mengikuti pertandingan atau menjual item dan karakter di game. Banyak juga yang mengaku dengan bermain game online bisa menambah pertemanan. ”Teman bule gue yang diluar negeri minta point dari gue,” kata Eko, penggemar game foker.
Sisi negatifnya, bermain game bisa lupa dengan waktu. Simak saja yang dialami Ismar, penjual pakaian. Sejak dia mengenal game online, waktu tidurnya berkurang. Selama bermain game online dia mampu duduk berjam-jam di depan komputer.

Hampir tiap malam dirinya bertandang ke warnet (warung internet) untuk sekedar bermain game online. Walau umurnya sudah tidak muda lagi, dia masih semangat untuk bermain game online. ”Habisnya seru sih. Kita juga bisa ngumpul sama-sama teman-teman di warnet ini,” kata bapak satu anak ini.

Khawatirnya Orang Tua

Selain itu, maraknya game online saat ini menjadi bahasan cukup penting bagi sebagian orang tua yang memiliki anak. Diantaranya kuatir dengan bermain game online, gairah belajar anaknya menurut. Apalagi saat ini warnet telah menjamur dimana-mana.

Untuk kalangan pelajar misalnya, anak usia Sekolah Dasar (SD) sudah pandai untuk bermain game. Berbagai kesempatan kerapkali melihat anak-anak SD bermain setelah pulang sekolah.

Bila masuk ke warnet, bisa dipastikan banyak dijumpai orang-orang, terutama anak-anak bermain game online. Selain jasa pemakaian internet di warnet relatif murah, juga karena memang game online menjadi trend yang sedang diminati saat ini.

Bagi orang tua, tentu maraknya game online harus menjadi perhatian khusus. Jangan sampai anak menjadi konsumen tetap bermain game online.

Teknologi Komunikasi pada Kehidupan Sosial

Dengan semakin pesatnya pertumbungan dan perkembangan teknologi di dunia pada zaman sekarang ini, tentu saja membawa dampak bagi segala aspek kehidupan.tak terkecuali di Indonesia. Dampak perkembangan teknologi komunikasi membawa beberapa dampak positif dan negatif. Tentu saja perkembangan teknologi komunikasi membawa banyak sekali keuntungan untuk dapat digunakan. Namun sebelum saya berbicara mengenai dampak teknologi komunikasi tersebut, saya akan terlebih dahulu membahas alat teknologi komunikasi tersebut sebelum menjadi sepopuler dan secanggih seperti sekarang ini.

Sebelum manusia mengenal komunikasi dengan alat canggih seperti komputer, handphone, dsb. Manusia lebih dulu mengunakan komunikasi berupa tulisan tangan kemudian disusul dengan menggunakan alat cetak yang ditemukan oleh Guttenberg untuk lebih memudahkan manusia melakukan komunikasi dengan berbagai perkembangannya. Kemudian ditemukan lagi alat-alat yang mampu mempermudah manusia melakukan komunikasi seperti telegram maupun melalui transmisi radio untuk mempersingkat waktu manusia dalam menyampaikan pesan tersebut, dan tentu saja yang paling modern adalah komputer, dengan komputer tersebut manusia dapat lebih cepat melakukan komunikasi dalam waktu yang sangat pendek.

Berbagai manfaat tentu saja dapat digunakan dari alat-alat tersebut untuk mempermudah manusia melakukan komunikasi, tidak terbatas oleh jarak yang begitu jauh meskipun beda negara, dsb namun juga tidak perlu memikirkan kapan pesan tersebut dapat diterima, karena dengan teknologi tersebut pesan bisa langsung diterima. Tentu saja perkembangan teknologi tersebut untuk mempermudah kita melakukan komunikasi dengan baik dan cepat. Contoh kita dapat mendapatkan berita-berita terfaktual hanya dengan membuka internet maupun menyampaikan pesan dengan layanan tersebut. Maupun untuk mempermudah kehidupan manusia, contoh seorang pengusaha yang sangat sibuk (mobile) tidak usah langsung bertatap muka dengan kliennya karena keterbatasan jarak, namun mereka tetap dapat berkomunikasi dengan mengunakan kemajuan teknologi komunikasi tersebut.

Namun dari sekian banyak dampak postif yang sedikit telah dijelaskan secara sederhana diatas, tentu saja perkembangan teknologi komunikasi mempunyai dampak negatif yang harus diwaspadai, seperti hilangnya norma-norma yang selama ini berlaku karena dengan perkembangan teknologi dunia komunikasi berbagai budaya dari beragam negara yang sekiranya tidak cocok diterapkan di Indonesia bisa dengan mudah masuk dan diterapkan oleh masyarakat. Serta kita tidak dapat menjamin kerahasiaan pesan yang akan disampaikan karena adanya jenis kejahatan yang berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi seperti pembobolan informasi yang dilakukan oleh para hackers.

Rabu, 17 November 2010

Dampak Negatif Kemajuan Teknologi Komunikasi Dan Cara Menyikapinya

Perkembangan dunia teknologi khususnya komunikasi tentunya telah banyak membantu berjuta-juta penduduk dunia untuk saling terhubung antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan semakin lama, kita dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga maupun relasi bisnis kita dengan harga yang murah dan dengan kualitas yang cenderung meningkat.

Namun teknologi ini untuk sebagian orang justru memberikan dampak negatif terhadap kualitas dari hubungan yang mereka jalin. Bagaimana tidak, belakangan ini masyarakat lebih nyaman mengumpulkan teman-teman didunia maya daripada aktif pada kegiatan-kegiatan organisasi riil yang dapat memberikan kualitas hubungan pertemanan yang lebih kongkrit dan intents.

Ambil saja facebook sebagai cotoh kasusnya. Banyak orang yang memiliki ratusan atau bahkan ribuan teman difacebook tapi di dunia nyata, mereka hanya memiliki beberapa orang teman dekat yang menemani keseharian mereka. Inilah salah satu dampak negatif facebook yang sampai sekarang mungkin belum disadari oleh beberapa orang. Mereka telah kehilangan kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat dan cenderung nyaman dengan kehidupan online. Padahal jika terjadi suatu hal yang krusial pada kehidupan kita, yang bisa membantu kita bukanlah orang-orang yang kita kenal didunia maya tapi orang-orang yang hidup disekitar kita.

Oleh karena itu, mari kita imbangi kehidupan aktif kita didunia maya dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang intents dengan masyarakat yang ada disekitar kita. Dengan demikian kita tidak akan terkotak-kotakkan oleh hubungan yang sempit dan kita tidak akan kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan yang lain.

Diakhir artikel ini, saya akan memberikan dua tips ringan untuk memanfaatkan teknologi sehingga kita mendapatkan sebuah kualitas hubungan yang baik dengan teman-teman kita. Berikut adalah tipsnya :

  1. Gunakan teknologi yang anda kuasai untuk menjalin hubungan yang lebih intents dengan teman atau orang-orang yang sebelumnya telah anda kenal didunia nyata. Jangan terobsesi untuk mencari teman-teman baru di Facebook, twitter , atau social media yang lain karena kecenderungan yang terjadi, mereka yang hanya anda kenal didunia maya tidak akan memberikan nilai persahabatan yang mutualisme atau saling mensupport antara satu dan yang lain didunia nyata.
  2. Jika anda ingin mencari teman-teman yang baru didunia maya, carilah komunitas positif yang sering melakukan pertemuan didunia nyata atau biasa dikenal dengan istilah kopdar atau kopi darat. Komunitas seperti inilah yang benar-benar akan mengasah kemampuan komunikasi anda karena komunitas-komunitas ini seringkali memberikan kita inspirasi dan dukungan yang optimal pada kehidupan anda.

Kamis, 21 Oktober 2010

Pertengkaran Teman & Sahabat

aku mempunyai banyak sekali teman. Dengan sekedar bersalaman tangan saja bisa jadi teman, tetapi tidak untuk menjadi seorang sahabat. Bukti terbaik dari persahabatan yang sejati adalah loyalitas.

Sahabat yang loyal artinya seseorang yang selalu mengasihi tanpa syarat. Sahabat yang loyal berarti menjadi sahabat yang selalu hadir dalam kondisi yang baik bahkan yang buruk. Sahabat yang loyal artinya seorang yang tetap mempertahankan hubungan persahabatan walaupun artinya berkorban.

Sahabat yang loyal artinya seseorang yang menaruh kasih di setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran.

Aku mempunyai satu cerita di dalam hidupku tentang seorang teman:

Pada hari pertama sewaktu masuk SMA, aku tak tahu harus bagaimana. Kakak-kakak kelas terlihat menyeramkan di depanku. Dengan suara yang keras mereka memerintah murid-murid ingusan. Aku hanya menuruti semua perintah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Murid-murid baru terlihat bodoh didepan mata umum, begitupula dengan rupaku. Rasanya tersiksa sekali berpakaian SMP yang compang-camping, padahal aku ini kan udah lulus dan ingin sekali tampil keren dengan seragam baru.

Setelah lama dikerjain oleh kakak-kakak akhirnya istirahat juga, kami duduk di kelas secara acak. Perutku yang kelaparan akhirnya terpuaskan dengan bekal yang disiapkan oleh Ibunda. Masih tersisa waktu istirahat, aku melihat anak-anak baru mulai menyapa teman-teman mereka. Ternyata mereka sebagian besar berasal dari SMP yang sama.

Berbeda denganku, aku berasal dari SMP yang berbeda provinsi sehingga aku tidak mempunyai teman yang sudah ku kenal sebelumnya. Tetapi ada satu anak mendekatiku dan menyapaku. Dia bernama David, aku melihat di papan nama yang menempel di badannya. Ia menanyakan tentang asal sekolahku, karena dia belum pernah melihatku sebelumnya. Dengan expresi terkejut dia menatapku karena aku berasal dari SMP yang sangat jauh. Bel menutupi istirahat dan aku pun siap untuk menghadapi kakak-kakak di lapangan.

Hari pertama di sekolah akhirnya berlalu, satu bel yang mengakhiri semua aktivitas ospek. Gerbang dibuka dan anak-anak langsung keluar. Tiba-tiba aku tersadar, bagaimana aku pulang? Aku tidak tahu harus bagaimana untuk pulang ke rumah karena tadi pagi aku dibawa oleh Bapak ku. Lalu aku menunggu David, berharap dia bisa membantu ku. Tak lama ia pun datang dengan teman-temannya dan aku mulai bertanya kepadanya. Sangat tidak diharapkan dia menggelengkan kepalanya lalu pergi dengan teman-temannya.

Aku hanya menceritakan satu sisi temanku yang bernama David.
Dan sekarang aku ingin menceritakan tentang sahabatku:

Hari-hari sekolah telah dimulai, sekarang aku menduduki bangku SMA kelas 1-4.

Tidak kusangka, akhirnya aku memakai seragam SMA yang keren. Mereka yang memakai seragam SMP harus memanggilku kakak sekarang. Banyak sekali aku berkenalan dengan murid-murid dikelas ku, sampai-sampai aku harus mengucapkan namanya berkali-kali dikepalaku sendiri. Mereka adalah teman-teman ku sekarang.

Kegiatan disekolah membuat hari begitu cepat berganti, tak terasa sudah terlewati 10 bulan. Hari itu, ditengah-tengah pelajaran olahraga, kita diperbolehkan bermain apa saja yang kita inginkan. Aku memilih untuk bermain basket bersama teman-temanku. Saat bermain, karena hal yang sepele terjadilah pertengkaran diantara aku dan temanku, dia bernama Rudolfi. Tidak tahu mengapa aku begitu benci terhadapnya, sampai-sampai aku tidak ingin mengucapkan sepatah kata pun kepadanya.

Pada saat kelas 2 SMA, aku sekelas lagi dengan Rudolfi. Aku pun masih teringat kalau aku pernah bertengkar dengannya, tetapi itu tidak mengganggu pikiranku. Aku memiliki banyak teman sekarang, kehilangan satu teman tidak ada artinya buat ku. Aku pun masih bisa bercanda dengan teman lain, masih bisa ketawa-ketiwi dengan yang lain.

Pikiranku memang sangat bodoh saat itu.

Suatu saat, pesta diadakan pada malam minggu oleh kakak-kakak kelas, pesta ini sangat meriah karena bukan hanya dari sekolah kita saja yang hadir tetapi dari sekolah lain juga ikut meramaikan suasana. Acara berlanjut sampai larut malam dan akhirnya berakhir sudah acaranya. Orang-orang mulai berangsur-angsur pulang dan aku pun ingin pulang bersama dengan temanku.

Tetapi, tidak kusangka mereka sudah pulang duluan dan aku bingung karena tidak ada lagi angkutan umum yang lalu-lalang di jalan. Aku mulai gelisah memikirkan jalan keluar. Tiba-tiba motor berhenti didepanku, dia adalah Rudolfi. Rudolfi lah yang mengendarai motor tersebut dan dia menawarkan aku untuk mengantarkan aku pulang. Begitu malunya aku, aku tampak seperti orang bodoh yang kebingungan dan akhirnya aku menerima tawaran dia. Rumah kita memang sejalur, tetapi rumah dia lebih jauh daripada rumah ku.

Setelah aku di turunkan di komplek perumahan ku, aku mengucapkan terima kasih kepadanya dan dia tersenyum seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Mungkin dia sudah melupakan pertengkaran kita, lalu betapa bodohnya diriku masih mengingat-ingat pertengkaran yang sudah begitu lama terjadi.

friendKeesokan harinya, aku mulai menyapa dirinya lalu mengucapkan terimakasih lagi kepadanya. Dia menganggap hal ini adalah hal yang kecil, tetapi hal ini merupakan pelajaran yang paling berarti dalam hidupku. Ternyata, Rudolfi adalah teman yang paling baik yang pernah kutemui. Dia selalu menolong aku dalam kesusahan dan selalu berkorban. Aku pun mulai menirukan gayanya, kita saling menolong, kita saling berkorban dan kita saling berbagi dalam kesusahan bahkan kesenangan.

Dari 2 cerita pengalaman hidupku tentang teman dan sahabat. Aku berkesimpulan bahwa teman sangat gampang dicari tetapi sahabat sangat susah didapatkan. Dan jangan pernah mengecewakan ataupun membenci temanmu, selalu bantu mereka bila mereka membutuhkan pertolongan mu.

Bertengkar yang Sehat

Punya teman tentu menyenangkan, apalagi yang sudah setia hingga sebutannya sudah tak teman lagi, tapi sahabat. Mau curhat tinggal cerita, terlebih lagi jika sang sahabat adalah orang yang kerap kali menunjukkan jalan keluar bagi masalah kita. Sebaliknya, kita yang jadi sahabat dia juga harus siap untuk menjadi wadah curhat, trus beri pula jalan keluar yang baik baginya. Persahabatan yang saling mengisi seperti ini tentu membuat dunia kita jadi tenteram, hidup pun enjoy saja.

Teman setia kita tentu menginginkan agar kita menjadi baik. Kadang kala sesuatu yang baik itu berarti ‘memaksa’ kita untuk membuang sesuatu yang buruk, padahal kita senang terhadap yang buruk itu –tentu saja senang yang seperti ini nggak boleh. Berpedoman kepada ‘katakan kebenaran walaupun pahit’, sahabat kita pun kadang harus mengatakan yang benar tapi menyakitkan itu. Di sinilah sering timbul picuan perselisihan dan konflik. Ujung-ujungnya kita bisa bertengkar dengan sahabat kita. Karena kritik ataupun bukan karena kritik, yang namanya bertengkar tentu tidak enak rasanya. Lalu harus gimana?
Memang sudah sebaiknya bertengkar itu harus dihindari. Jika nasihat penyebabnya, kita harus introspeksi serta belajar menerima nasihat dan kritik dengan baik. Setelah bertengkar, memaafkan merupakan tindakan yang kudu Anda lakukan. Tapi ada kalanya kita terjebak pada pertengkaran. Sudah terlanjur ramai dan agak naik darah sedikit, dan masing-masing merasa perlu menuntaskan masalah ini.
Inilah yang akan dibahas: bagaimana bertengkar dengan baik dan sehat. Memang sih, pada dasarnya pertengkaran itu tak akan membawa hasil, kecuali rasa sakit dan kebencian. Dengan memaknai pertengkaran sebagai ajang menumpahkan unek-unek dan mencari penyelesaian bersama, maka pertengkaran akan membawa sesuatu yang positif bagi kedua belah pihak. Bertengkar sehat yang seperti ini akan membuka celah untuk introspeksi diri dan menjadi ajang berbagi pendapat. Bisa pula mencegah salah satu pihak memendam masalah yang akhirnya suatu hari nanti bisa menjadi gunung api yang siap meletus sewaktu-waktu .

Cara penyelesainnya :

Tuduh menuduh merupakan aktivitas gag enak yang rentan membuat salah satu pihak tersinggung . Orang yang sudah tersinggung sulit untk cooling down karna itu hindari menuduh .

Kalimat tuduhan dan penghakiman biasanya berbentuk langsung menunjuk kepada sifat yang buruk atau aktivitas yang dipandang si pembicara sebagai sesuatu yang keliru. “Anda orang yang egois!” Ini adalah salah satu contoh menunjuk sifat buruk. “Anda senangnya cuma duduk-duduk saja, tahunya kerjaan beres!” Ini contoh yang menunjuk kepada aktivitas yang dinilai buruk oleh si pembicara.
Daripada mengeluarkan kalimat-kalimat yang memojokkan seperti di atas, mending gunakan kalimat yang bisa ‘menyelamatkan’ pertengkaran lebih lanjut. Cobalah katakan, “Aku tahu Anda mengharapkan yang begini…begini, tapi kenyataannya kan masalahnya jadi begitu…begitu… sehingga jadilah beginu…begiti,”

Hindari Intonasi Tinggi dan Suara Keras
Seni bertengkar lainnya yang penting adalah menghindari intonasi tinggi dan suara keras. Tentu tak ada yang memungkiri bahwa kelemahlembutan dan keramahan sikap itu menarik hati semua orang. Karena itu pula Rasulullah r pun pernah berkata tentang lemah lembut ini, yang artinya, “Tidaklah ada kelemahlembutan dalam sesuatu kecuali memperindahnya, dan tidaklah ada kekerasan dalam sesuatu kecuali menodainya.” (Hadits riwayat Muslim).
Terhadap Fir’aun yang kafirnya amat sangat, Allah tetap saja memerintahkan Nabi Musa untuk berkata dengan lemah lembut kepada Fir’aun. Maka, ingatlah, siapa sahabat Anda dan siapa Fir’aun. Sahabat Anda tentu saja tak sehebat Fir’aun pembangkangannya terhadap Allah. Dan perlu diingat pula siapa kita dan siapa Nabi Musa. Kita tentu saja juga tak ada apa-apanya dibandingkan kesalehan Nabi Musa.
So, jaga agar kepala kita tetap dingin, hati tetap tenang. Bertengkar bukanlah ajang adu kekuatan dan tarik ulur pita suara. Sayang dong kalo energi yang telah diberikan oleh Allah kepada kita hanya kita habiskan untuk adu pendapat dan argumentasi. Lebih baik energi itu kita simpan untuk berbuat taat kepada Allah atau untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat lainnya. Dalam masalah bertengkar ini, hemat energi sama dengan hemat masalah.

Stop Merasa Paling Benar
Merasa paling benar masih merupakan saudara dari ganti menyalahkan di atas. Dengan bersikap seolah yang paling benar dalam pertengkaran akan membuat pihak yang merasa bersalah terpojok banget. Orang yang terpojok biasanya akan menggunakan strategi serang balik sehingga muncullah pembelaan diri. Kalo membela diri bisa terbawa kepada mengelak, kalo mengelak bisa terbawa kepada menyalahkan pihak lain, jika menyalahkan maka cenderung mengungkit kesalahan masa lalu. Nah, akhirnya benar juga merasa paling benar dan ganti menyalahkan memang masih saudara kandung yang punya hubungan timbal balik. Yang satu menyebabkan yang lain. Jika ini yang terjadi, maka pertengkaran akan berlarut-larut dan masalah tak terpecahkan.
Tapi stop juga merasa salah semua atau salah terus atau paling salah. Sikap merasa salah yang seperti ini bukan pengejawantahan sikap introspeksi, tapi lebih kepada kekecewaan dan keputusasaan terhadap diri sendiri serta ingin lari dari masalah. Sikap merasa salah semua contohnya tercermin dalam kalimat, “Sudah, sudahlah, saya memang selalu salah, kok,” atau “Baiklah, saya yang salah terus, saya kan yang paling keliru dalam hal ini,” Perhatikan intonasi yang tepat untuk kalimat seperti ini.
Sikap merasa salah yang seperti ini cenderung bermakna melarikan diri dari masalah. Akibatnya kita tidak mau lagi untuk berusaha mencari akar permasalahan. Jika masalah hanya selesai pada tingkat permukaan, nggak tuntas sampai ke akar-akarnya, pertengkaran punya potensi untuk timbul lagi. Lagi. Dan lagi.

Jangan Ragu Minta Ma’af
Salah? Jangan ragu untuk minta maaf jika memang kita berada di pihak yang bersalah. Kehilangan sahabat tentu lebih sakit daripada sekedar minta maaf. Meski menyimpan kesal, santai saja, bertengkar bukanlah perlombaan untuk mencari salah dan benar.
Ingat juga, siapa yang memulai pertengkaran perlu juga minta maaf walaupun ia bukanlah yang akhirnya salah dalam pertengkaran tersebut. Pertengkaran bukanlah hal yang mengenakkan dan pasti menyakitkan. Artinya, memulai pertengkaran sama saja dengan menyakiti yang ‘diajak’ bertengkar. Karena itu perlu dong minta maaf. Walaupun di pihak yang benar, kan, tetap saja menyakiti.